Pendahuluan
Pernahkah kalian dilukai oleh seseorang dalam hidup kalian?
Hati yang luka adalah pengalaman hidup yang tidak mungkin dihindari oleh siapapun juga yang hidup di bumi yang berdosa ini. Mustahil kita dapat menemukan seseorang yang tidak pernah luka dalarn hidupnya.
Akan tetapi, sebetulnya luka itu sendiri tidak akan menjadi persoalan asal kita menanganinya dengan tepat. Kalau tidak diatasi dengan tepat dan cepat, maka luka akan berkembang dan bertumbuh menjadi KEPAHITAN. Akhirnya, bukan luka, tetapi kepahitan itulah yang menghancurkan seseorang.
1. Mengenal luka batin.
Beberapa gejala yang menunjukkan bahwa seseorang mempunyai luka batin antara lain :
a. Tidak peduli dengan orang lain. Orang yang "luka" hampir-hampir tidak mampu memperhatikan/ memperdulikan orang lain.
b. Amat peka dan mudah tersinggung.
c. Memiliki sedikit kawan dan berusaha menguasai mereka.
d. Menghindari orang-orang baru.
e. Tidak tahu mengucap syukur/terimakasih kepada Tuhan dan sesama.
f . Suka mengucapkan pujian yang berlebihan (kosong) atau sebaliknya kritik tajam.
g. Suka menyimpan kesalahan orang lain (tidak bisa/sukar memaafkan).
h. Keras kepala dan gampang merajuk.
i. Sukar saling menanggung beban atau menolong orang dengan hati yang tulus.
j . Mengalami perubahan sikap (suasana hati) yang ekstrim - sesaat sangat gembira dan penuh semangat, beberapa menit kemudian dapat menjadi murung dan lamban.
2. Bagaimana luka batin terjadi.
Banyak cara terjadinya luka batin, tetapi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan kemudian bertambah terus sesuai dengan pertambahan usia, kemudian berubah menjadi kepahitan. Kalau tidak segera disadari dan dilepaskan, kepahitan itu akan mengakar serta dapat melukai dan memahitkan orang lain. Hanya kuasa Allah, melalui doa orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh beriman dapat membebaskannya (doa kelepasan ).
Pernahkah kalian dilukai oleh seseorang dalam hidup kalian?
Hati yang luka adalah pengalaman hidup yang tidak mungkin dihindari oleh siapapun juga yang hidup di bumi yang berdosa ini. Mustahil kita dapat menemukan seseorang yang tidak pernah luka dalarn hidupnya.
Akan tetapi, sebetulnya luka itu sendiri tidak akan menjadi persoalan asal kita menanganinya dengan tepat. Kalau tidak diatasi dengan tepat dan cepat, maka luka akan berkembang dan bertumbuh menjadi KEPAHITAN. Akhirnya, bukan luka, tetapi kepahitan itulah yang menghancurkan seseorang.
1. Mengenal luka batin.
Beberapa gejala yang menunjukkan bahwa seseorang mempunyai luka batin antara lain :
a. Tidak peduli dengan orang lain. Orang yang "luka" hampir-hampir tidak mampu memperhatikan/ memperdulikan orang lain.
b. Amat peka dan mudah tersinggung.
c. Memiliki sedikit kawan dan berusaha menguasai mereka.
d. Menghindari orang-orang baru.
e. Tidak tahu mengucap syukur/terimakasih kepada Tuhan dan sesama.
f . Suka mengucapkan pujian yang berlebihan (kosong) atau sebaliknya kritik tajam.
g. Suka menyimpan kesalahan orang lain (tidak bisa/sukar memaafkan).
h. Keras kepala dan gampang merajuk.
i. Sukar saling menanggung beban atau menolong orang dengan hati yang tulus.
j . Mengalami perubahan sikap (suasana hati) yang ekstrim - sesaat sangat gembira dan penuh semangat, beberapa menit kemudian dapat menjadi murung dan lamban.
2. Bagaimana luka batin terjadi.
Banyak cara terjadinya luka batin, tetapi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan kemudian bertambah terus sesuai dengan pertambahan usia, kemudian berubah menjadi kepahitan. Kalau tidak segera disadari dan dilepaskan, kepahitan itu akan mengakar serta dapat melukai dan memahitkan orang lain. Hanya kuasa Allah, melalui doa orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh beriman dapat membebaskannya (doa kelepasan ).
Sebab-sebab
luka batin/ trauma terjadi antara lain:
a. Membandingkan anak yang satu dengan yang lain di hadapan orangnya.
b. Mendorong anak secara berlebih-lebihan (memaksa) untuk sama hebatnya dengan kakak atau adiknya.
c. Tidak menepati janji kepada anak. Catatan: mendustai anak, sekalipun dalam hal yang kecil, bukan hanya mendidiknya menjadi pembohong besar, tetapi juga melukainya dan mempersiapkannya menjadi seorang pemberontak.
d. Tidak memberikan perhatian yang cukup.
e. Sering melemparkan kata-kata yang tajam: makian, kutuk dan yang sejenisnya.
f. Memperlakukan mereka dengan kasar dan lain-lain.
a. Membandingkan anak yang satu dengan yang lain di hadapan orangnya.
b. Mendorong anak secara berlebih-lebihan (memaksa) untuk sama hebatnya dengan kakak atau adiknya.
c. Tidak menepati janji kepada anak. Catatan: mendustai anak, sekalipun dalam hal yang kecil, bukan hanya mendidiknya menjadi pembohong besar, tetapi juga melukainya dan mempersiapkannya menjadi seorang pemberontak.
d. Tidak memberikan perhatian yang cukup.
e. Sering melemparkan kata-kata yang tajam: makian, kutuk dan yang sejenisnya.
f. Memperlakukan mereka dengan kasar dan lain-lain.
3. Perbedaan luka fisik dan luka batin.
Luka Fisik
|
Luka Batin
|
||
•
|
Kelihatan
|
•
|
Tidak kelihatan,
tetapi
|
nampak pada tingkah
laku
|
|||
orang itu
|
|||
•
|
Terasa menyakitkan,
perlu
|
•
|
Terasa menyakitkan,
perlu
|
dirawat dengan
hati-hati
|
dirawat dengan
hati-hati
|
||
•
|
Kalau diabaikan, besar
|
•
|
Kalau diabaikan, besar
|
kemungkinan bertambah
parah
|
kemungkinan bertambah
parah
|
||
•
|
Perlu dibersihkan
untuk
|
•
|
Rasa sakit harus
dinyatakan
|
mengeluarkan benda
asing atau
|
dan setiap dosa harus
diakui
|
||
kotoran
|
|||
•
|
Kalau luka di
permukaan kulit
|
•
|
Kalau seorang mengira
bahwa
|
telah sembuh padahal
di dalam
|
luka batin mereka
telah
|
||
masih ada infeksi,
bisa
|
sembuh padahal
sebenarnya
|
||
menyebabkan orang itu
merasa
|
belum, akan
menimbulkan
|
||
sakit sekali
|
masalah yang lebih
besar
|
||
bagi orang itu
|
|||
•
|
Hanya Tuhan yang dapat
|
•
|
Hanya Tuhan yang dapat
|
menyembuhkan, namun Ia
juga
|
menyembuhkan dan Ia
sering
|
||
memakai orang lain dan
obat
|
memakai orang lain dan
|
||
untuk mencapai tujuan
itu
|
pengertian tentang
bagaimana
|
||
penyembuhan batin
dapat
|
|||
Terjadi
|
|||
•
|
Kalau tidak dirawat
akan
|
•
|
Kalau tidak dirawat
akan
|
mengundang lalat
|
mengundang dosa
|
||
•
|
Perlu waktu untuk
sembuh
|
•
|
Perlu waktu untuk
sembuh
|
•
|
Luka yang sudah sembuh
dapat
|
•
|
Luka batin yang sudah
sembuh
|
menimbulkan bekas
|
juga dapat
meninggalkan
|
||
bekas. Orang dapat
|
|||
disembuhkan, namun
mereka
|
|||
tidak bisa sama persis
|
|||
dengan keadaan
sebelumnya
|
4. Dampak dari luka batin terhadap kita.
a. Secara Tubuh
- Menimbukan berbagai
macam penyakit.
Menurut survey yang
dikutip oleh Derek Prince : 90% pernyakit yang diderita manusia itu bukan
karena virus atau bakteri, tetapi karena adanya gangguan kejiwaan karena
problem hati yang pahit.
- Membuat wajah
menjadi keras.
- Membuat kita menjadi
lesu
Mazmur 32:3 :Selama
aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang
hari;
Amsal 17:22 : Hati yang gembira adalah obat
yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Amsal 14:30 :Hati
yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
b. Secara Rohani
- Tidak dapat
mengasii Allah (1 Yoh 4 : 20,21)
1 Yoh 4:20 : Jikalau
seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya,
maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
1 Yoh 4:21 : Dan
perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga
mengasihi saudaranya.
- Tidak mendapat
pengampunan dari Allah, karenabelum mengampuni (Matius 6:12, 14-15)
Mat 6:12 : dan
ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami;
Mat 6:14 : Karena
jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni
kamu juga.
Mat 6:15 : Tetapi
jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni
kesalahanmu."
- Halangan besar
menuju kedewasaan rohani yang menyebabkan iman kita kandas (1 Timotius 1:19)
1Tim 1:19 : Beberapa
orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah
iman mereka,
c. Secara Mental
- Mengalami depresi atau tekanan sehingga
tidak dapat menikmati berkat Tuhan
Amsal 15:17 : Lebih
baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.
- Dipenuhi dendam dan
jauh dari hadirat Tuhan
Kej 4:5 : tetapi Kain
dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat
panas, dan mukanya muram.
Kej 4:6 : Firman
TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
Kej 4:7 : Apakah
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak
berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau,
tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Kej 4:8 : Kata Kain
kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka
ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
- Iri hati, tidak
bersuka cita, tidak bisa bersyukur dan murah wajah dan hatinya
Luk 15:28 : Maka
marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan
berbicara dengan dia.
Luk 15:29 : Tetapi ia
menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum
pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Luk 15:30 : Tetapi
baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa
bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun
itu untuk dia.
Luk 15:31 : Kata
ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
Luk 15:32 : Kita
patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup
kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
- Ketakutan dan tidak
ada damai
1 Sam 18:7 : dan
perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul
mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
1 Sam 18:8 : Lalu
bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya,
sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi
kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun
jatuh kepadanya."
1 Sam 18:9 : Sejak
hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
1 Sam 18:10 :
Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul,
sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti
sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
1 Sam 18:11 : Saul
melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke
dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
1 Sam 18:12 : Saul
menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul
Ia telah undur.
- Stress, putus asa
sampai ingin bunuh diri.
1 Raja2 19:4 : Tetapi
ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah
sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu!
Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada
nenek moyangku."
- Rendah diri
2 Sam 4:4 : Yonatan,
anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur
lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang
pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena
terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset.
2 Sam 9:8 : Lalu
sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau
menghiraukan anjing mati seperti aku?
5. Kepahitan: Jebakan Iblis dan Benih Neraka!
Salah satu sifat buruk dari kepahitan adalah ia tidak berhenti, bahkan terus menjadi parah. Dimulai dari luka yang kecil, membengkak dan bernanah menjadi sesuatu yang berbahaya. Sebab itu firman Tuhan berkata,"Jagalah supaya JANGAN ada SEORANGPUN menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan TUMBUH AKAR PAHIT yang menimbulkan KERUSUHAN dan mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15). Jadi kepahitan tidak hanya merugikan diri orang yang bersangkutan, tetapi juga "menimbulkan kerusuhan" dan "mencemarkan banyak orang". Puncaknya MENCEMARKAN NAMA TUHAN! Banyak sebab yang bisa menimbulkan KEPAHIT AN, tapi sebab utamanya adalah "MENJAUHKAN DIRI DARI KASIH KARUNIA ALLAH".
Seringkali orang menyimpan kepahitan/dendam berpikir bahwa ia sedang menghancurkan pihak lain dengan sikapnya itu. Tetapi sebetulnya, selain pihak lain benar-benar hancur, terlebih dahulu dia sendiri "hancur di dalam". Tidak jarang pihak yang didendam tidur dengan enak, makan dengan lahap, tertawa riang gembira, sementara yang menyimpan kepahitan tidak tidur semalam suntuk makan tak enak, muka murung sepanjang hari. Menyimpan kepahitan sesungguhnya adalah suatu kebodohan yang sangat besar. Tetapi kuasa kegelapan/iblis, membalik keadaan ini, seolah-olah memberikan rasa puas kepada orang yang pahit hati, padahal itu sesungguhnya tidak lebih daripada rasa puas yang semu, yang dapat merusak roh, jiwa dan tubuh, sehingga menimbulkan macam-macam penyakit yang nampak di luar. Itulah sebab nya Firman Tuhan berkata, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh" (Yakobus 5:16). Itulah sebabnya juga percuma mendoakan orang yang sakit kalau dia masih mempunyai kepahitan hati/ dendam yang tidak bersedia membereskannya. Dalam beberapa kasus mendoakan orang sakit Tuhan Yesus lebih dulu mengatakan "Dosamu sudah diampuni". Kapan dosa seseorang diampuni? Yaitu apabila seseorang mau mengampuni, atau bersedia melepaskan sifat-sifat buruk dari pikiran, perasaan dan kemampuannya. Ini memungkinkan rohnya hidup dan berkomunikasi dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
6. Tingkat luka dan kepahitan.
a. Luka batin yang terjadi berulang-ulang tanpa pemberesan (mengarsipkan kesalahan orang lain dalam jiwa: pikiran, perasaan dan kemauan).
b. Hati yang tertutup terhadap orang yang menyakiti, kemudian kepada semua orang.
c. Pemberontakan yang terbuka.
d. Mencari kawan senasib.
e. Hilangnya keseimbangan dalam jiwa (personalities split).
f. Bunuh diri atau membunuh.
Salah satu sifat buruk dari kepahitan adalah ia tidak berhenti, bahkan terus menjadi parah. Dimulai dari luka yang kecil, membengkak dan bernanah menjadi sesuatu yang berbahaya. Sebab itu firman Tuhan berkata,"Jagalah supaya JANGAN ada SEORANGPUN menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan TUMBUH AKAR PAHIT yang menimbulkan KERUSUHAN dan mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15). Jadi kepahitan tidak hanya merugikan diri orang yang bersangkutan, tetapi juga "menimbulkan kerusuhan" dan "mencemarkan banyak orang". Puncaknya MENCEMARKAN NAMA TUHAN! Banyak sebab yang bisa menimbulkan KEPAHIT AN, tapi sebab utamanya adalah "MENJAUHKAN DIRI DARI KASIH KARUNIA ALLAH".
Seringkali orang menyimpan kepahitan/dendam berpikir bahwa ia sedang menghancurkan pihak lain dengan sikapnya itu. Tetapi sebetulnya, selain pihak lain benar-benar hancur, terlebih dahulu dia sendiri "hancur di dalam". Tidak jarang pihak yang didendam tidur dengan enak, makan dengan lahap, tertawa riang gembira, sementara yang menyimpan kepahitan tidak tidur semalam suntuk makan tak enak, muka murung sepanjang hari. Menyimpan kepahitan sesungguhnya adalah suatu kebodohan yang sangat besar. Tetapi kuasa kegelapan/iblis, membalik keadaan ini, seolah-olah memberikan rasa puas kepada orang yang pahit hati, padahal itu sesungguhnya tidak lebih daripada rasa puas yang semu, yang dapat merusak roh, jiwa dan tubuh, sehingga menimbulkan macam-macam penyakit yang nampak di luar. Itulah sebab nya Firman Tuhan berkata, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh" (Yakobus 5:16). Itulah sebabnya juga percuma mendoakan orang yang sakit kalau dia masih mempunyai kepahitan hati/ dendam yang tidak bersedia membereskannya. Dalam beberapa kasus mendoakan orang sakit Tuhan Yesus lebih dulu mengatakan "Dosamu sudah diampuni". Kapan dosa seseorang diampuni? Yaitu apabila seseorang mau mengampuni, atau bersedia melepaskan sifat-sifat buruk dari pikiran, perasaan dan kemampuannya. Ini memungkinkan rohnya hidup dan berkomunikasi dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
6. Tingkat luka dan kepahitan.
a. Luka batin yang terjadi berulang-ulang tanpa pemberesan (mengarsipkan kesalahan orang lain dalam jiwa: pikiran, perasaan dan kemauan).
b. Hati yang tertutup terhadap orang yang menyakiti, kemudian kepada semua orang.
c. Pemberontakan yang terbuka.
d. Mencari kawan senasib.
e. Hilangnya keseimbangan dalam jiwa (personalities split).
f. Bunuh diri atau membunuh.
7.
Pengampunan: kunci bagi kesembuhan batin.
Tidak mengampuni dosa/kesalahan yang diperbuat seseorang pada kita akan
menimbulkan kepahitan dan kegetiran pada diri kita sendiri. Kepahitan adalah sesu atu hal yang sangat merusak. Itu seperti asam (air accu) yang merusak tempat nya atau benda yang tersentuh dengannya (kain, kulit, kaleng). Kepahitan bersifat mendendam dan jika obyek dendam itu tidak ada dekat atau tidak dapat dibalas, mereka yang dekat (sering malah kekasih kita) menjadi pengganti sasarannya, meskipun ini kita lakukan secara tidak sadar. Kepahitan melenyapkan kesegaran, tenaga, damai, kehangatan. Ia menciptakan kebencian dan praduga negatif yang sesungguhnya tidak beralasan bahkan terkadang menciptakan fitnah terhadap orang lain. Kalau intensitas kepahitan tinggi, orang yang menyimpannya tidak dapat diajak hidup bersama. Kalau intensitasnya rendah, tidak enak dekat-dekat orang tersebut. Kesembuhan dan transformasi didapatkan dengan menghadapinya melalui pengampunan (mengampuni).
Di dalam perumpamaan hamba yang tidak mempunyai belas kasihan (Matius 18:21-35), Yesus mengajar bahwa kita tidak akan diampuni oleh Allah dari hutang-hutang hidup kita, jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita. Hal inilah yang menjadi salah satu penekanan utama dalam doa "Bapa Kami" (Matius 6:12, 14, 15). Prinsip ini seharusnya menyebabkan kita mengampuni orang lain segera setelah mereka melukai kita, melanggar hak-hak kita, atau bersalah pada kita. Suatu hal yang sangat perlu kita ketahui ialah bahwa mengampuni adalah tindakan kehendak kita (an act of will), mengampuni bukan suatu perbuatan akibat perasaan. Kehendak (will) harus mendahului perasaan (feel-ing) dalam mengampuni. Perasaan ingin mengampuni tidak perlu ada dulu. Jika seseorang menunggu perasaannya untuk datang dahulu sebelum dia dapat mengampuni, ia bagaikan orang yang meletakkan gerobak di depan lembunya. Ia harus membaliknya. Kita berkehendak untuk mengampuni dan melakukannya, kemudian dengan anugerah Allah, perasaan akan mengikut inya. Sebab itu pengampunan pada sesama adalah suatu perintah! Tidak peduli kita merasa ingin mengampuni atau tidak (bahkan biasanya tidak), kita harus mengampuni orang bahkan harus minta ampun pada Allah untuk dosa menyimpan kebencian dan kepahitan sekian lama. Memang dengan kekuatan sendiri kita tidak mungkin mengampuni, tetapi dengan anugerah Allah kita dapat. Segera setelah kita mengampuni, Allah mengubah kita. Ia menarik kembali "algojo-algojo"(Matius 18:34). Ia mengubah pendapat dan sikap kita. Ia mengambil kepahitan kita, keberatan hati, dan meletakkan damai dan kasih sebagai gantinya. Kita ditransformasi. Ketegangan kita jadi rileks, dan kita memandang dengan perspektif baru. Kebencian pada orang yang merugikan kita bisa saja sungguh-sungguh secara nyata diganti dengan kasih.
Tidak mengampuni dosa/kesalahan yang diperbuat seseorang pada kita akan
menimbulkan kepahitan dan kegetiran pada diri kita sendiri. Kepahitan adalah sesu atu hal yang sangat merusak. Itu seperti asam (air accu) yang merusak tempat nya atau benda yang tersentuh dengannya (kain, kulit, kaleng). Kepahitan bersifat mendendam dan jika obyek dendam itu tidak ada dekat atau tidak dapat dibalas, mereka yang dekat (sering malah kekasih kita) menjadi pengganti sasarannya, meskipun ini kita lakukan secara tidak sadar. Kepahitan melenyapkan kesegaran, tenaga, damai, kehangatan. Ia menciptakan kebencian dan praduga negatif yang sesungguhnya tidak beralasan bahkan terkadang menciptakan fitnah terhadap orang lain. Kalau intensitas kepahitan tinggi, orang yang menyimpannya tidak dapat diajak hidup bersama. Kalau intensitasnya rendah, tidak enak dekat-dekat orang tersebut. Kesembuhan dan transformasi didapatkan dengan menghadapinya melalui pengampunan (mengampuni).
Di dalam perumpamaan hamba yang tidak mempunyai belas kasihan (Matius 18:21-35), Yesus mengajar bahwa kita tidak akan diampuni oleh Allah dari hutang-hutang hidup kita, jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita. Hal inilah yang menjadi salah satu penekanan utama dalam doa "Bapa Kami" (Matius 6:12, 14, 15). Prinsip ini seharusnya menyebabkan kita mengampuni orang lain segera setelah mereka melukai kita, melanggar hak-hak kita, atau bersalah pada kita. Suatu hal yang sangat perlu kita ketahui ialah bahwa mengampuni adalah tindakan kehendak kita (an act of will), mengampuni bukan suatu perbuatan akibat perasaan. Kehendak (will) harus mendahului perasaan (feel-ing) dalam mengampuni. Perasaan ingin mengampuni tidak perlu ada dulu. Jika seseorang menunggu perasaannya untuk datang dahulu sebelum dia dapat mengampuni, ia bagaikan orang yang meletakkan gerobak di depan lembunya. Ia harus membaliknya. Kita berkehendak untuk mengampuni dan melakukannya, kemudian dengan anugerah Allah, perasaan akan mengikut inya. Sebab itu pengampunan pada sesama adalah suatu perintah! Tidak peduli kita merasa ingin mengampuni atau tidak (bahkan biasanya tidak), kita harus mengampuni orang bahkan harus minta ampun pada Allah untuk dosa menyimpan kebencian dan kepahitan sekian lama. Memang dengan kekuatan sendiri kita tidak mungkin mengampuni, tetapi dengan anugerah Allah kita dapat. Segera setelah kita mengampuni, Allah mengubah kita. Ia menarik kembali "algojo-algojo"(Matius 18:34). Ia mengubah pendapat dan sikap kita. Ia mengambil kepahitan kita, keberatan hati, dan meletakkan damai dan kasih sebagai gantinya. Kita ditransformasi. Ketegangan kita jadi rileks, dan kita memandang dengan perspektif baru. Kebencian pada orang yang merugikan kita bisa saja sungguh-sungguh secara nyata diganti dengan kasih.
Berkat Rohani Karena Mengampuni
1. Memperoleh pengampunan dari TUHAN YESUS (Mat. 6:14-15); (Mat.5:23-24)
2. Dibebaskan dari murka TUHAN (Kej. 19:13)
3. Hidup tenteram ( Matius 5:9)
4. Pengampunan membatalkan dakwaan Iblis (Ayub 2:1-7)
5. Pengampunan membuka pintu pertobatan bagi orang lain (Luk 23:33-42)
1. Memperoleh pengampunan dari TUHAN YESUS (Mat. 6:14-15); (Mat.5:23-24)
2. Dibebaskan dari murka TUHAN (Kej. 19:13)
3. Hidup tenteram ( Matius 5:9)
4. Pengampunan membatalkan dakwaan Iblis (Ayub 2:1-7)
5. Pengampunan membuka pintu pertobatan bagi orang lain (Luk 23:33-42)
8.
Jalan keluar.
a. Daftarkan nama-nama orang yang melukai hati kita, lalu doakan mereka: mintakan ampun dan berkat (Roma 12:14 dan I Korintus 4:12). Jangan berkata, "Saya tak mampu" tetapi katakan: "Tuhan, saya MAU mengampuni" Daftarkan pula kelakuan kita yang melukai seseorang. Melihat kesalahan sendiri, akan sangat membantu kita mengampuni orang lain dan minta ampun. Tuhan cinta orang-orang yang jujur!
b. Serahkan semua penolakan dan luka hati kepada Yesus. Ia telah menderita karena luka--luka kita (I Petrus 2:24). Allah berjanji memberikan kesembuhan bagi luka-luka kita (Yeremia 30:17). Salah satu rahasia kelepasan dari kepahitan hati apabila kita menyadari dan meyakini bahwa Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami luka hati dikhianati oleh Yudas (jangan lupaYesus bukan hanya Allah l00%,tapi juga manusia 100%). Ketika Dia, karena dosa kita, ditinggalkan Bapa sehingga Dia berseru "Eli, Eli, lama sabakhtani " (Matius 27:46). Tuhan Yesus bukan hanya berkuasa menolong, juga dapat merasakan apa yang kita rasakan, sebab Dia telah mengalaminya di Kalvari.
c. Terimalah kasih Allah bagi kita. Tidak ada penolakan di dalam Dia. Allah menerima kita sebagaimana kita ada.
d. Ampuni dan terimalah diri kita sendiri. Berhenti membenci diri sendiri untuk semua ketidaksempurnaan dan kesalahan kita. Bersukacitalah di dalam Allah.
a. Daftarkan nama-nama orang yang melukai hati kita, lalu doakan mereka: mintakan ampun dan berkat (Roma 12:14 dan I Korintus 4:12). Jangan berkata, "Saya tak mampu" tetapi katakan: "Tuhan, saya MAU mengampuni" Daftarkan pula kelakuan kita yang melukai seseorang. Melihat kesalahan sendiri, akan sangat membantu kita mengampuni orang lain dan minta ampun. Tuhan cinta orang-orang yang jujur!
b. Serahkan semua penolakan dan luka hati kepada Yesus. Ia telah menderita karena luka--luka kita (I Petrus 2:24). Allah berjanji memberikan kesembuhan bagi luka-luka kita (Yeremia 30:17). Salah satu rahasia kelepasan dari kepahitan hati apabila kita menyadari dan meyakini bahwa Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami luka hati dikhianati oleh Yudas (jangan lupaYesus bukan hanya Allah l00%,tapi juga manusia 100%). Ketika Dia, karena dosa kita, ditinggalkan Bapa sehingga Dia berseru "Eli, Eli, lama sabakhtani " (Matius 27:46). Tuhan Yesus bukan hanya berkuasa menolong, juga dapat merasakan apa yang kita rasakan, sebab Dia telah mengalaminya di Kalvari.
c. Terimalah kasih Allah bagi kita. Tidak ada penolakan di dalam Dia. Allah menerima kita sebagaimana kita ada.
d. Ampuni dan terimalah diri kita sendiri. Berhenti membenci diri sendiri untuk semua ketidaksempurnaan dan kesalahan kita. Bersukacitalah di dalam Allah.
e.
Memberkati
"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan
mengutuk!" (Roma 12:14).
f. Tolak pembelaan pikiran (Roma 2 : 14-15)
Rom 2:14 : Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak
memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut
hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi
hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
Rom 2:15 : Sebab dengan itu mereka menunjukkan,
bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka
turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Contoh pembelaan pikiran :
- Itukan sudah lama
- Itukan hanya masalah kecil
- Segala sesuatu semakin baik kok !
- Mungkin saya terlalu sensitif !
- Ah, kan tidak ada yang sempurna !
g. Yang paling sukar, tapi hasilnya luar biasa ialah: adakan pemberesan dengan
orang yang bersangkutan. Kalau enam langkah pertama sudah dilakukan dengan
baik, langkah ke tujuh ini pasti akan bisa kita lakukan dengan baik.
Sedangkan untuk menyembuhkan memori/ingatan akibat perlakuan buruk yang dialarni pada masa kanak-kanak yang menyebabkan trauma hingga saat ini adalah sbb:
a. Ajak Yesus kembali bersama kita menuju saat peristiwa tersebut berlangsung. Kita bisa minta Roh Kudus mengingatkan peristiwa apa yang membuat kita terluka.
b. Biarkan kehadiran Allah memenuhi tempat itu dan terimalah kasih Allah dalam pengalaman tersebut. Lihat Allah di sana bersama kita dan melindungimu dari si Jahat dan orang yang melukaimu. Dalam imaginasi lihat apa yang Allah lakukan untuk menyatakan pertolongan dan kasihnya kepada kita. Kasih Allah lebih kuat dari rasa sakit kita (Yesaya 61: 1). Ijinkan kasih Allah mengisi memori kita, mencabut "racun pahit" dari pengalaman buruk yang dialami dan menyembuhkan lukamu.
c. Jangan pikirkan lagi luka-luka masa lalu. Pikiran buruk yang "diputar ulang" oleh Iblis harus ditolak dalam nama Yesus (Yesaya 43:18). Setiap kali kenangan buruk itu timbul kembali katakan,"Terima kasih Yesus untuk kesembuhan luka itu !"
9. Bagaimana kita tahu kalau kita sudah
dipulihkan?
Renungkan
ayat ini : "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
susuatu untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah"
Roma
8 :28
Bukti
kesembuhan batin adalah :
-
Bila kita dapat berkata dengan jujur : " Tuhan, terima kasih Engkau telah
mengijinkan peristiwa yang menyakitkan ini terjadi dalam hidupku karena
sekarang aku melihat sesuatu yang baik dari peristiwa ini ".
-
Bila kita ingat peristiwa yang menyakitkan tersebut, sudah tidak lagi nelangsa,
sedih dan menangis lagi, tetapi bisa bersyukur atas peristiwa itu dan bahkan
bisa tersenyum dan tertawa atas peristiwa itu.
1 comments:
Amin,makasih banyak sangat menolong saya, ππππ
Posting Komentar